"tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala." (Efesus 4:15)
Sebagai seorang Kristiani seringkali kita mempermainkan yang namanya ‘Kasih'. Disadari atau tidak, banyak dari kita yang menggunakan kata tersebut untuk menyembunyikan kebenaran Firman Tuhan. Ungkapan "berbohong demi kebaikan' telah merasuk kepada anak-anak Tuhan hari ini.
Berapa banyak dari kita yang menegur rekan atau saudara kita yang sedang jatuh ke dalam dosa? Atau berkata ‘tidak tahu' ketika orang lain menanyakan rekan kita yang sedang menjauh dari Tuhan? Dari pengalaman saya pribadi, hal itu banyak sekali ditemui di gereja (bangunan) atau pun komunitas orang-orang percaya.
Kita sering lupa bahwa kita adalah anggota-anggota dari suatu keluarga yang kekal; kita mengabaikan perintah Juru Selamat kita untuk saling membangun dan berkata benar satu dengan yang lain dalam suasana kasih dan perhatian yang tidak pura-pura. Kita sudah terbiasa bercabang lidah dan berbohong satu dengan yang lain.
Rasul Paulus dalam II Korintus 4:2 berkata: "Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah."
Harus diakui kebenaran terkadang menyakitkan, tetapi mau tidak mau kita harus melakukannya. Tidak ada satu pun kebohongan yang benar-benar dapat tersimpan selamanya. Suatu saat hal itu akan diketahui, bila bukan oleh manusia, ya pengadilan Kristus sendiri yang akan membukanya ketika Dia datang kedua kali.
Berkata benar adalah sebuah keharusan. Seorang yang mengaku di dalamnya memiliki kasih, tidak berkompromi dengan apa bertentangan dengan kebenaran. Sekali kita melakukan kebohongan maka akan ada kebohongan-kebohongan berikutnya yang akan kita lakukan.
Jujur terhadap diri sendiri merupakan salah satu bentuk melatih berkata benar. Ketika kita merasa tersakiti oleh orang lain, janganlah dipendam saja. Katakan hal itu kepada pihak bersangkutan bahwa Anda tersakiti dengan apa yang ia perbuat atau katakan. Namun, sebelum mengatakannya mintalah Roh Kudus untuk mencairkan hati Anda dan orang yang menyakiti Anda sehingga saat bertemu ada kasih yang benar-benar nyata mengalir ke dalam hidup Anda berdua. Percayalah, ketika Anda melakukannya maka apa yang Anda doakan atau harapkan itu pasti terjadi.
Bila Anda berhasil dalam hal jujur terhadap diri sendiri maka untuk berkata benar kepada orang lain bukan lagi sebuah persoalan yang berat. Jika hal ini dapat kita lakukan maka tergenapilah firman Allah yang memberi perintah kepada anak-anakNya di muka bumi ini untuk menjadi saudara seiman yang membangun dan menguatkan.